PEMBUATAN KOLAM TERPAL
Siapa bilang pembuatan kolam ikan mahal ?
Berikut cara mudah membuat kolam ikan dengan biaya yang relatif murah, yaitu dengan membuat kolam terpalukuran 4 m x 8 m (luas kolam 32 m2) dan kedalaman air kurang lebih 90 cm.Bahan :
1. Terpal (standar untuk kolam) lebar 6 x 10 m.
2. Sekam kurang lebih 3 kubik.
3. Batako/bata merah.Cara pembuatan :
1. Cari posisi tanah yang langsung kena sinar matahari, minimal luas tanah 32 m2 ;
2. Gali tanah dengan luas 32 m2 dengan kedalaman kurang lebih 50 cm ;
3. Tanah hasil galian tersebut digunakan untuk tanggul setinggi kurang lebih 40 cm ;

Berikut cara mudah membuat kolam ikan dengan biaya yang relatif murah, yaitu dengan membuat kolam terpalukuran 4 m x 8 m (luas kolam 32 m2) dan kedalaman air kurang lebih 90 cm.Bahan :
1. Terpal (standar untuk kolam) lebar 6 x 10 m.
2. Sekam kurang lebih 3 kubik.
3. Batako/bata merah.Cara pembuatan :
1. Cari posisi tanah yang langsung kena sinar matahari, minimal luas tanah 32 m2 ;
2. Gali tanah dengan luas 32 m2 dengan kedalaman kurang lebih 50 cm ;
3. Tanah hasil galian tersebut digunakan untuk tanggul setinggi kurang lebih 40 cm ;
4. Padatkan supaya tanggul tersebut kuat serta permukaan tanggul diberi batako/bata merah;
5. Selanjutnya dasar kolam diberi sekam setinggi kurang lebih 10 cm ;
6. Terpal siap di pasang dan diisi air. *[adm]
5. Selanjutnya dasar kolam diberi sekam setinggi kurang lebih 10 cm ;
6. Terpal siap di pasang dan diisi air. *[adm]
Gambar Kolam Terpal :

Memelihara gurami di kolam tanah atau beton, mungkin sudah banyak yang mencoba. Bagaimana kalau di kolam terpal ?
Bagi Anda yang mempunyai lahan yang kurang dapat menahan air alias porous, kolam terpal bisa jadi sebuah solusi tepat untuk memelihara ikan. Wagiran, petani ikan di Desa Toyan, Kel. Triharjo, Kec. Wates, Kab. Kulon Progo,
Yogyakarta, telah membuktikannya. Meskipun airnya tidak mengalir, kolam
terpal dapat dimanfaatkan untuk memelihara gurami, mulai dari
pemijahan, penetasan, pendederan, hingga pembesaran.
Pentingnya Penyiponan
Penggunaan kolam terpal dalam budidaya ikan memberikan beberapa keuntungan, yaitu gampang dikeringkan, dibersihkan, dan dipanen. Selain itu, gurami yang dihasilkan pun tidak berbau lumpur. Ini yang menyebabkan gurami dari kolam terpal lebih disukai pedagang maupun konsumen.
Penggunaan kolam terpal dalam budidaya ikan memberikan beberapa keuntungan, yaitu gampang dikeringkan, dibersihkan, dan dipanen. Selain itu, gurami yang dihasilkan pun tidak berbau lumpur. Ini yang menyebabkan gurami dari kolam terpal lebih disukai pedagang maupun konsumen.
Kunci keberhasilan budidaya gurami dengan kolam
terpal adalah kedisiplinan dalam membersihkan dasar kolam (menyipon) dan
pemberian sekam padi sebagai alas terpal. Selain itu, probiotik, garam,
dan ketersediaan tetes (molase) dalam pendederan juga tidak boleh ditinggalkan.
Penyiponan adalah suatu keharusan karena tanpa
tanah dasar, kotoran tidak mungkin bisa terurai sehingga harus
dikeluarkan, minimal 30 hari sekali, “Jika telat menyipon, gurami
berbobot tujuh ons saja bisa habis,” tegas ayah satu anak ini. Menurut
Wagiran, meskipun waktu panen tinggal menghitung hari, kalau waktunya
disipon, ya harus dikerjakan. Pembersihan dasar kolam mencukupi bila
tinggi air menyusut sekitar 20—30 cm, selanjutnya ditambah air baru
sampai ke ketinggian semula.
Selalu membuat kolam dengan kedalaman air 90—100 cm
dan luas 4 m x 8 m karena terpal yang ada di pasaran berukuran 6 m x 10
m. Sisa terpal, sebanyak dua meter digunakan untuk membuat dinding yang
tersusun dari batako, batu bata, atau kayu. Namun, menurut pengalaman
dia, cara yang paling murah dengan menggali lubang. Biaya pembuatannya
hanya sekitar Rp500 ribu per kolam. Ketebalan terpal yang bisa digunakan
adalah A5 atau A6 yang mampu bertahan hingga lima tahun.
Kedisiplinan penyiponan dapat meningkatkan
kepadatan dengan waktu panen dan berat yang sama. Padat tebar pembesaran
gurami di kolam tanah hanya 6 ekor per m3 dengan benih berukuran 250
gram per kg. Pada kolam terpal, Wagiran berani menebar hingga 10 ekor
per m3. Menurutnya, pada kolam tanah terjadi penumpukan amonia dan racun
sisa pakan di dasar kolam sehingga ikan tidak berani menyelam lebih
dalam. Akibatnya, ruang gerak menjadi lebih sempit. Sedangkan pada kolam
terpal, kumpulan racun dan amonia dapat diminimalkan dengan penyiponan
yang teratur.
Pentingnya Sekam
Penggunaan sekam padi sebagai alas terpal merupakan hasil temuan Wagiran. Sekam berfungsi melindungi ikan dari goncangan suhu, terutama saat musim pancaroba. Selain stres, ikan juga mengeluarkan lebih banyak energi guna melawan hawa dingin. Menurut teori, enam persen cadangan energi dibongkar untuk keperluan tersebut. Alhasil, waktu panen bisa mundur 1—1,5 bulan untuk mendapatkan bobot sama dengan gurami yang dipelihara pada cuaca normal.
Penggunaan sekam padi sebagai alas terpal merupakan hasil temuan Wagiran. Sekam berfungsi melindungi ikan dari goncangan suhu, terutama saat musim pancaroba. Selain stres, ikan juga mengeluarkan lebih banyak energi guna melawan hawa dingin. Menurut teori, enam persen cadangan energi dibongkar untuk keperluan tersebut. Alhasil, waktu panen bisa mundur 1—1,5 bulan untuk mendapatkan bobot sama dengan gurami yang dipelihara pada cuaca normal.
Sekam
tersebut dihamparkan setebal 10—15 cm di bawah terpal, kemudian
dikucuri air seperlunya. Proses dekomposisi sekam akan menghasilkan
panas yang dapat merambat ke air kolam hingga ketinggian satu meter.
Dengan demikian, suhu air kolam lebih stabil. “Sekam berfungsi sebagai
stabilisator,” tegas Wagiran. Sekam bisa bertahan selama lima tahun sehingga penggantiannya bisa berbarengan dengan penggantian terpal.
Proses penyiapan kolam terpal
sangat sederhana. Kolam baru atau lama dibersihkan kemudian diisi air
setinggi 90 cm. Kolam kemudian ditaburi garam sebagai antimikroorganisme
200 gram per m3 air dan diberi pupuk katalis plankton berupa urea 100
gram per m3 air. Kolam lalu didiamkan selama satu minggu sehingga
plankton tumbuh sempurna. Setelah itu benih gurami bisa ditebar.
Kepadatan untuk pemijahan sebanyak satu set per 4 m
x 4 m yang terdiri seekor jantan dan lima ekor betina. Tigapuluh hari
setelah induk gurami bertelur, kolam disipon diganti airnya secara
keseluruhan. Wagiran tidak memberikan dedaunan bergetah putih, seperti
pepaya, dalam keadaan segar pada induk guraminya. Berdasarkan
pengalamannya, getah putih dapat menyebabkan penurunan daya tetas telur.
Sebaliknya, induk diberi daging sapi secukupnya setiap 30 hari yang
bermanfaat untuk menambah ketercukupan protein induk. Hasilnya, telur
gurami berwarna kuning keemasan dengan daya tetas lebih dari 90%.
Untuk pendederan benih gurami ukuran biji oyong,
kepadatannya 5.000 ekor per petak. Dari jumlah itu, dipanen sekitar
4.000 ekor benih ukuran silet sebulan kemudian. Pendederan gurami
menghasilkan keuntungan paling besar. Ongkos produksi yang meliputi
pakan dan benih per petak hanya sekitar Rp1 juta. Sementara harga benih
ukuran silet mencapai Rp650 per ekor sehingga keuntungan mencapai Rp1,5
juta per siklus. Penggunaan molase sangat dibutuhkan dalam pendederan
karena mineral yang dikandungnya dapat dimanfaatkan benih untuk bertahan
dari goncangan suhu dan pH air. Dosisnya 200 cc per petak.
Jika benih yang ditebar seukuran silet,
kepadatannya 1.500 ekor per petak dan dalam waktu 2,5—3 bulan rata-rata
diperoleh 1.400 ekor benih ukuran tiga jari. Kalau yang ditebar gurami
ukuran tiga jari, kepadatannya sekitar 750—800 ekor per petak. Dengan
model pemeliharaan ini, tingkat kematian ikan hanya sekitar 5%. Asalkan,
pembudidaya berdisiplin menyipon, melakukan penggaraman, menggunakan
probiotik dan molase pada saat pendederan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar